Showing posts with label Berita. Show all posts
Showing posts with label Berita. Show all posts

Cara Mudah Dapat Pulsa Gratis Dari Internet

Cara Mudah Dapatkan Pulsa Gratis di Internet - okey, belum lama ini memang Excite Point lagi nge trend, mengapa tidak, hanya bermodal koneksi internet kita bisa merauk untung berupa pulsa, voucher belanja dll dari Excite Point secara gratis.

okey berikut Langkah-Langkah Cara Mudah Dapatkan Pulsa Gratis di Excite Point


1. Daftar dulu DISINI
2. Isikan ID, Kata sandi dan Nomor Telp.


3. Lakukan Konfirmasi nomor hape. (masukkan kode)

4. Jika selesai, maka anda akan otomatis mendapatkan 3000 poin ( point yang akan ditukar dengan pulsa)
5. Lengkapi segala identitas (untuk mendapatkan point lebih banyak)
6. Jika selesai, lakukan KLIK (100-500 Point) atau DAFTAR (500-1500 Point) atau BELANJA (3000-5000 Point) DLL untuk mendapatkan point lebih banyak
7. Jika point sudah mencapai 20.000 maka anda bisa menukarkannya dengan pulsa 20.000 pula.

 
DAFTAR SEKARANG

Pembodohan Bangsa - bagian I ( yang merasa warga Indonesia wajib membaca)



Alkisah, Seorang Sultan dari Negeri RI memiliki tanah yang sangat subur tetapi awalnya tidak sadar atas karunia tersebut. Sultan didatangi oleh orang asing yang ingin mengelola tanah nan subur tersebut dengan cara bagi hasil dengan pembagian 30% untuk asing dan 70% untuk Sultan.
Dari pengelolaan tanah tersebut diperoleh hasil sebanyak 100 unit Produk MB per tahun dengan pembagian 30 unit untuk pengelola (mitra asing) dan 70 unit untuk Sultan. Dengan demikian, Sultan memperoleh 70 unit MB tanpa mengeluarkan biaya sama sekali (biaya = Rp 0). Sultan merasa sangat beruntung dengan kerja sama tersebut.

Sultan sadar bahwa Produk MB ini sangat dibutuhkan oleh rakyatnya, dan berjanji akan menggunakannya demi kepentingan, dan untuk kesejahteraan, Rakyat RI. Oleh karena itu, Sultan memutuskan untuk menjual Produk MB tersebut di dalam negeri dengan harga jual eceran Rp 1.000 per unit, sehingga Sultan memperoleh Pendapatan sebesar Rp 70.000 (untuk 70 unit), tanpa mengeluarkan biaya pengelolaan tanah (produksi). Untuk menjual Produk tersebut kepada masyarakat, Sultan memerlukan Biaya Operasional (Logistik, Distribusi, dll) sebesar Rp 10.000 per tahun, sehingga tingkat keuntungan Sultan menjadi sebesar Rp 60.000, seperti perhitungan berikut ini:

  • Pendapatan (Penerimaan)                                                 Rp 70.000 (70 unit @ Rp 1.000)
  • Biaya Operasional (Logistik, Distribusi, dll)                       Rp 10.000 -/-
  • Laba (atau Surplus)                                                          Rp 60.000


Penciptaan istilah “Subsidi”

Sultan diberitahu oleh Para Pembantunya bahwa harga Produk MB di luar negeri ternyata Rp 2.000 per unit. Namun, Sultan sadar sekali bahwa harga jual tersebut terlalu tinggi untuk di dalam negeri.
Sultan adalah seorang yang sangat kreatif, dan berpikir untuk mendirikan sebuah perusahaan, PT Pert-MB, yang ditugaskan khusus untuk menjual dan mendistribusikan Produk MB di dalam negeri. Karena harga Produk MB di luar negeri sebesar Rp 2.000 per unit, maka Sultan memutuskan untuk menjualnya kepada PT Pert-MB dengan harga internasional tersebut. Tetapi, Sultan sangat sadar bahwa rakyatnya tidak mampu membeli Produk MB dengan harga Rp 2.000 per unit, dan menginstruksikan kepada PT Pert-MB untuk menjualnya kepada rakyat dengan harga Rp 1.000.
PT Pert-MB tidak ada pilihan lain dan harus mentaati keputusan ini, yaitu membeli Produk MB dari Sultan dengan harga Rp 2.000 per unit dan menjualnya kepada masyarakat dengan harga Rp 1.000 per unit. Oleh karena itu, PT Pert-MB tentu saja akan mengalami kerugian sebesar Rp 1.000 per unit atau Rp 70.000 untuk 70 unit. Ditambah Biaya Operasional sebesar Rp 10.000 per tahun maka total kerugian PT Pert-MB akan menjadi Rp 80.000, di mana kerugian ini akan diganti sepenuhnya oleh Sultan dengan istilah “Subsidi MB”. Dengan bangga Sultan kemudian berkata kepada rakyatnya bahwa sekarang Sultan memberi “Subsidi MB” kepada masyarakat (melalui PT Pert-MB) sebesar Rp 80.000 per tahun. “Subsidi MB”inilah yang selalu dikomunikasikannya kepada masyarakat, dan masyarakat sangat senang atas kebaikan hati Sultan.

Pembukuan PT Pert-MB

Penjualan MB kepada masyarakat                               Rp 70.000 (70 unit @ Rp 1.000)
Pembelian MB dari Sultan                                            Rp 140.000 (70 unit @ Rp 2.000) -/-
Rugi Penjualan sebelum Biaya Operasional                             Rp 70.000
Biaya Operasional (Logistik, Distribusi, dll)                             Rp 10.000 +/+
Total Kerugian yang harus di-“subsidi”                                                            Rp 80.000
“Subsidi” dari Sultan                                                                                       Rp 80.000 -/-
Total                                                                                                               Rp   0 (nihil)

Akan tetapi, benarkah demikian? Seorang ekonom, KKG, yang sangat kritis terhadap hitung-hitungan seperti ini dibuat terheran-heran, dan bertanya-tanya, mengapa negeri nan subur ini memerlukan subsidi Produk MB dari Sultan: pada awalnya Sultan memperoleh Laba (Surplus) sebesar Rp 60.000, tetapi kemudian berbalik menjadi memberi “Subsidi” sebesar Rp 80.000 (yang dikomunikasikan kepada masyarakat sebagai Kerugian), sedangkan di dalam praktek sehari-hari KKG tidak melihat ada perubahan apapun pada penjualan Produk MB di dalam negeri, baik dalam jumlah produksi, konsumsi maupun harga per unit produk MB.

Selidik punya selidik, KKG kemudian memperoleh fakta dari Nota Keuangan Sultan di mana tercatat ada Pendapatan yang berasal dari penjualan Produk MB kepada PT Pert-MB sebesar Rp 140.000 per tahun, yaitu 70 unit @ Rp 2.000. Di samping itu, dalam Nota Keuangan yang sama KKG juga melihat ada Belanja “Subsidi MB” kepada PT Pert-MB sebesar Rp 80.000 per tahun.

Dengan demikian, Sultan seharusnya masih memperoleh Surplus sebesar Rp 60.000 (persis seperti pada awal transaksi sebelum PT Pert-MB didirikan).

Nota Keuangan Sultan terkait Produk MB

Pendapatan (dari PT Pert-MB)                     Rp 140.000 (70 unit @ Rp 2.000)
“Subsidi MB” (kepada PT Pert-MB)            Rp 80.000 (lihat pembukuan PT Pert-MB di atas) -/-
Laba (Surplus)                                              Rp 60.000

Oleh karena itu, KKG kemudian mengambil kesimpulan bahwa subsidi yang di-claim oleh Sultan selama ini sebenarnya hanyalah sebuah ilusi saja, imajinasi saja. Subsidi tersebut sebenarnya tidak pernah ada. Faktanya, Sultan malah memperoleh Laba (Surplus) sebesar Rp 60.000 per tahun seperti perhitungan yang ada dalam Nota Keuangan Sultan yang ditampilkan oleh KKG di atas.

Istilah “Subsidi” yang Semakin Populer, dan Pembodohan terhadap Masyarakat
Sangat mengejutkan, harga Produk MB di luar negeri naik pesat menjadi Rp 2.400 per unit pada tahun berikutnya. Melihat perkembangan tersebut, Sultan kemudian meminta PT Pert-MB untuk membeli Produk tersebut dengan harga yang sama dengan harga luar negeri, yaitu Rp 2.400 per unit, tetapi menginstruksikannya untuk menjualnya di pasar domestik dengan harga yang sama, yaitu Rp 1.000 per unit, di mana total Kerugian PT Pert-MB tersebut akan diganti sepenuhnya (dengan kata lain, di-“subsidi”) oleh Sultan. Oleh karena itu, total kerugian PT Pert-MB yang akan “disubsidi” oleh Sultan menjadi Rp 108.000 seperti perhitungan berikut:

Pembukuan PT Pert-MB

Penjualan Produk MB kepada masyarakat                         Rp 70.000 (70 unit @ Rp 1.000)
Pembelian Produk MB dari Sultan                                     Rp 168.000 (70 unit @ Rp 2.400) -/-
Rugi Penjualan sebelum Biaya Operasional                         Rp 98.000
Biaya Operasional (Logistik, Distribusi, dll)                         Rp 10.000 +/+
Total kerugian yang harus di-“subsidi”                                 Rp 108.000
“Subsidi” dari Sultan                                                           Rp 108.000 -/-
Total                                                                                  Rp 0 (nihil)

Sultan kemudian dengan bangga mengumumkan kepada Rakyat RI bahwa “Subsidi” yang diberikan oleh Sultan kepada masyarakat (melalui PT Pert-MB) meningkat dari Rp 80.000 menjadi Rp 108.000 karena harga Produk MB di dalam negeri tidak dinaikkan sesuai harga di luar negeri (artinya, harga Produk MB di dalam negeri tetap Rp 1.000 per unit). KKG sekali lagi mengintip Nota Keuangan Sultan, dan menyajikan data tersebut sebagai berikut.

Nota Keuangan Sultan terkait Produk MB

Pendapatan (dari PT Pert-MB)                Rp 168.000 (70 unit @ Rp 2.400)
“Subsidi MB” (kepada PT Pert-MB)       Rp 108.000 (lihat pembukuan PT Pert-MB di atas) ./-
Laba (Surplus)                                         Rp 60.000

Kesimpulan

Ternyata, KKG melihat fakta (dari Nota Keuangan Sultan) bahwa Sultan masih tetap memperoleh surplus sebesar Rp 60.000: yaitu, penjualan kepada PT Pert-MB sebesar Rp 168.000 (70 unit @ Rp 2.400) dikurangi “Subsidi MB’ kepada masyarakat sebesar Rp 108.000).

KKG mengangguk-angguk tanda mengerti, dan dalam batin dia mengatakan: tentu saja surplus tersebut tidak berubah, yaitu tetap Rp 60.000, karena kondisi di dalam negeri juga tidak berubah, dan sangat jelas bahwa kondisi di luar negeri tidak ada hubungannya dengan di dalam negeri.

Tetapi, kebanyakan masyarakat, termasuk para intelektual, sudah sangat terpikat dengan pencitraan Sultan yang dianggap sangat bermurah hati karena memberi “Subsidi MB” kepada masyarakat dalam jumlah besar.

Tetapi, sangat sayang bagi Sultan bahwa pembodohan ini tidak akan berlangsung lama lagi karena masyarakat sudah mulai tersentak dan tersadar dengan data yang disajikan oleh KKG, bahwa selama ini mereka dibodohi saja dengan istilah “Subsidi MB”. Kita tunggu saja reaksi masyarakat selanjutnya.

Kompetisi Selancar Internasional di Pulau Merah Banyuwangi

 
Banyuwangi, news – Tak kurang dari 28 peselancar dari 18 negara dipastikan bakal meramaikan kompetisi selancar (surfing) tingkat internasional, Red Island Banyuwangi International Surfing Competition 2013, pada 24-26 Mei mendatang, di Pantai Pulau Merah, Banyuwangi, Jawa Timur.
Para peselancar dunia yang sudah mendaftarkan diri pada kegiatan kerja sama Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dengan Blue Fin Surfing Factory itu, masing-masing berasal dari Australia, Amerika, Selandia Baru, Singapura, Malaysia, dan Jerman. Selain itu juga Italia, Swedia, Brazil, Portugal, Perancis, Austria, Belanda dan Afrika Selatan, Puerto Rico, Spanyol dan Jepang.
Sedangkan peserta dari dalam negari sudah tercatat sebanyak 100 peserta. Ditargetkan, jumlah peserta mencapai 64 orang untuk setiap kategori, sehingga total ada 192 peserta yang ikut dalam kejuaraan surfing berskala internasional ini.
Menurut Ketua Umum Panitia, Suprayogi, dalam siaran pers yang diterima, Sabtu (4/5), di Jakarta, sejauh ini persiapan yang dilakukan telah mencapai 85 persen. “Jumpa pers, akomodasi peserta, dan lokasi perlombaan juga sudah fixed (pasti). Dengan persiapan matang yang kami lakukan, kami optimis kegiatan ini bisa berjalan dengan lancar,” ujar Suprayogi, yang menjabat Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Pemkab Banyuwangi.
H-7 (pada 17 Mei-red) nanti, peserta juga berkesempatan menjajal ombak Pantai Merah untuk mempelajari medan sebelum berlaga. Suprayogi menjelaskan bahwa tujuan kompetisi selancar ini, selain untuk mempromosikan Pulau Merah sebagai salah satu destinasi wisata andalan Banyuwangi, juga untuk mengenalkan titik surfing yang baru bagi para peselancar. Selain itu, Suprayogi menambahkan, kegiatan ini diharapkan bisa merekatkan tali komunikasi antar-peselancar, baik tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
Kejuaraan selancar berskala internasional tersebut direncanakan akan dibuka Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, Menteri Pemuda dan Olah Raga Roy Suryo, serta Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Pantai Pulau Merah yang berlokasi di Desa Sumberagung Kecamatan Pesanggaran Banyuwangi ini dipilih sebagai tempat pelaksanaan lomba, lantaran memiliki pemandangan alam yang bagus. Pantainya yang berhamparkan pasir putih ini, di tengahnya berdiri bukit kecil yang bertanah merah.
Selain itu, yang terpenting, ada tiga spot ombak yang dimiliki Pulau Merah, yang bisa digunakan oleh peselancar pemula, amatir dan profesional, sepanjang tahun.
Angin laut Pulau Merah boleh dibilang cukup kencang, sehingga menyebabkan gelombang lautnya relatif tinggi, bisa mencapai 4 – 5 meter. Tak salah jika banyak orang yang mengatakan bahwa kawasan Pulau Merah menyerupai kawasan Pantai Kuta, Legian, dan Seminyak di tahun 70-an silam.
Ditambahkan Suprayogi, pada hari malam hari kompetisi nanti, akan disuguhkan konser musik yang dimeriahkan oleh DJ dan tiga grup band. Pada malam hari pertama (26 Mei), Rescue Rockability akan meramaikan kejuaraan ini. Dilanjutkan dengan penampilan Congrad Good Vibration pada malam esoknya. Dan hari terakhir sebagai punutup panitia akan Steven Jam.

Cara Cek Status SK Tunjangan Profesi di P2TK

Mulai tahun ini, mekanisme yang digunakan untuk pelaksanaan pembayaran tunjangan profesi dengan cara sistem digital dan manual. Melalui sistem digital, pemberkasan tidak lagi seluruhnya dilakukan secara manual tetapi dilakukan secara online melalui Dapodik.

Sebelum tunjangan profesi guru dicairkan, diterbitkan SKTP untuk satu tahun berjalan. Untuk melihat status penerbitan SK Tunjangan Profesi atau yang lebih dikenal dengan SK Dirjen bisa dicek secara online. Data yang bisa diketahui adalah data diri guru dan status tunjangan profesi.

Berikut adalah cara mengecek SKTP di P2TK Dikdas.
1. Kunjungi website Direktorat P2TK Pendidikan Dasar di sini



Anda akan melihat tampilan laman seperti ini
2. Login di form INFO SK, dengan memasukan NUPTK dan passwordnya adalah tanggal lahir anda dengan format YYYYMMHH. Contoh 29 Januari 1987 menjadi 19870129.
3. Jika Anda berhasil login, maka dapat mengetahui status apakah SKTP Anda sudah cetak atau belum, dan data Anda seperti gambar di bawah ini.


Tampilan jika Anda berhasil login

Perlu diketahui, data yang ditampilkan pada laman hasil login tidak dapat dijadikan dasar acuan untuk proses pembayaran tunjangan. Data sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan. Proses pembayaran tunjangan mengacu pada SK cetak yang dikirim ke pengelola masing-masing tunjangan.

Sudahkah Bapak Ibu mengecek datanya? Jika Bapak Ibu kesulitan mengakses website Direktorat P2TK Pendidikan Dasar yang beralamat di http://116.66.201.163:8000/index.php itu bisa dikarenakan beberapa hal. Terlalu banyak orang yang mengakses web tersebut sehingg server down ataupun bisa jadi website memang dalam pemeliharaan sehingga tidak bisa dibuka. Coba akses pada jam-jam sepi, semisal tengah malam atau subuh untuk mengecek status SKTP.

Per 1 April, Tarif KA Ekonomi Banyuwangi – Malang Naik

 

Tarif Kereta Api  ekonomi Tawangalun jurusan Banyuwangi – Malang, per 1 April kemarin mengalami kenaikan. Kenaikan harga dari Rp. 18 ribu menjadi Rp. 50 ribu  tersebut resmi diberlakukan sejalan dengan penambahan fasilitas pelayanan berupa penambahan AC di salah satu  moda transportasi darat tersebut. Hal itu disampaikan oleh Gatot Sutiatmoko, Humas PT KAI Daop IX Jember.
“Tarif yang sebelumnya Rp.18 ribu mengalami penyesuaian sebesar Rp.50 ribu. Itu adalah tarif  promosi yang akan kami berlakukan hingga 1 Juni 2013,”ujar Gatot. Selanjutnya PT KAI akan menggunakan  penyesuaian tarif batas atas dan batas  bawah untuk KA jurusan Banyuwangi – Malang tersebut yang diberlakukan pada hari Sabtu dan Minggu serta hari  libur nasional. Untuk tarif batas atas, jelas Gatot, sebesar Rp. 150 ribu dan tarif batas bawah Rp. 60 ribu.
Meski tarifnya berubah, Gatot menghimbau agar warga yang biasa menggunakan KA tidak khawatir.   “Kami menjamin kenaikan tarif KA ekonomi jurusan Banyuwangi – Malang ini berimbang dengan layanan memuaskan yang kami berikan. Karena itu warga tidak perlu khawatir,” pungkas Gatot.

Perubahan Arus Lalu Lintas Baru di Kota Banyuwangi



“Seru,  jalurnya sangar. Memang agak janggal, mungkin karena belum terbiasa. Tapi asyik juga ada suasana baru di Banyuwangi,” komentar Rina Sanjaya, seorang ibu rumah tangga yang tinggal di daerah Penataban, ketika ditanya pendapatnya soal perubahan arus lalu lintas yang baru. Setiap pagi Rina memang terbiasa bolak-balik ke rumah ibunya yang berada di kawasan Temenggungan, Kecamatan Banyuwangi. Rina mengaku sudah mengetahui informasi perubahan jalur baru tersebut dari edaran resmi Dinas Perhubungan.
Lain Rina lain pula komentar  Kisma Dona. Pria yang juga Humas Komunitas Pecinta Sejarah Banyuwangi (Koseba) tersebut serasa bernostalgia menyusuri jalur baru tersebut. “Waktu saya masih kecil, jalur yang dilalui sama persis dengan jalur yang dilalui sekarang. Bedanya, dulu jalan itu dibuka untuk 2 arah, kalau sekarang kan satu arah.Mungkin karena dulu kendaraan yang ada,  jumlahnya tidak sebanyak sekarang,”ujar pria berusia 36 tahun ini.
Namun  di awal pengalihan arus, tepat pukul 09.30 WIB, sempat terjadi kemacetan total selama 30 menit di dua titik, yakni di Jalan DI Pandjaitan dan Jalan Pierre Tendean. Hal itu dapat dimaklumi sebab dua jalur tersebut berbeda arah dengan jalur yang baru dan merupakan jalur perlintasan dari berbagai arah. Tapi beberapa saat kemudian jalur sudah kembali mengalir lancar.
Menyusuri jalur baru yang resmi diberlakukan 3 April kemarin, yang terlihat dari pengguna jalan adalah ekspresi yang beragam. Ada yang senang karena merasa seperti berada di kota lain, ada yang bingung, dan ada yang penasaran. Namun mereka mengaku cukup senang dengan hal baru tersebut. Seperti rombongan anak – anak SMP yang sengaja berombongan menyusuri jalanan tersebut dengan bersepeda pancal. Mereka terlihat tertawa-tawa berkendara di sepanjang jalan baru.
Pemandangan lain yang tampak adalah di setiap titik perempatan, perliman atau titik-titik yang rawan seperti perempatan pasar dekat Gedung Juang 45 dan perempatan pasar sisi utara terlihat dijaga oleh polisi, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Dinas Perhubungan. Selama masa uji coba (1 minggu), aparat keamanan akan terus menjaga rute baru tersebut, mulai pagi hingga pukul 20.30 WIB.Sementara itu di setiap tiang lampu lalu lintas yang berdiri di jalur rute baru juga dipasangi papan penunjuk arah, agar pengguna jalan tidak sampai tersasar atau salah berbelok.